ABSTRAK
Pasar merupakan kegiatan ekonomi yang
termasuk salah satu perwujudan adaptasi manusia terhadap lingkunganya. Hal ini
di dasari atau didorong oleh faktor perkembangan ekonomi yang pada awalnya
hanya bersumber pada problem untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia (kebutuhan
pokok). Pasar selama ini sudah menyatu dan memiliki tempat paling penting dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari, bagi masyarakat pasar bukan hanya tempat
bertemunya penjual dan pembeli tetapi juga sebagai wadah untuk berinteraksi
sosial. Perkembangan zaman dan perubahan gayahidup yang dipromosikan begitu
hebat oleh berbagai media serta berdirinya pasar modern telah membuat pengaruh
besar terhadap pasar tradisional, serta eksistensi pasar tradisional sedikit
terusik karena banyaknya konsumen yang lebih memilih belanja di pasar modern.
Dari data tingkat nasional, pertambahan hypermarket di Indonesia terbilang
pesat.
Berangkat dari permasalahan
dan realitas tersebut,banyak perusahaan tidak menyadari bahwa pemasaran telah
bervolusi,mulai dari tahap pemasaran sebagai kotak peralatan,pemasaran sebagai
strategi,pemasaran sebagai pelayanan dan pemasaran sebagai budaya.Berdasar
sejarah pemasaran dipandang sebagai fungsi yang jelas atau departemen dalam
sebuah perusahaan yang bertanggung jawab terhadap produk,melakukan
promosi,menentukan harga menentukan tempat,berhubungan dengan pengecer dan sebagainya.Meskipun
para CEO tidak bisa melakukan semua hal dewasa ini,satu hal yang harus mereka
perhatikan adalah realitas pasar.
ISI
Dalam dunia
bisnis dan dunia kewirausahaan sikap ego yang dibanding dengan kreativitas
adalah modal dasar untuk mencapai kemajuan. Mereka bisa disebut para pejuang
yang gigih untuk membuat sukses bisnisnya. Kita membutuhkan jiwa dan semangat
kewirausahaan yang seperti itu. Siang malam selalu berfikir dan bekerja keras
agar bisa mencapai apa yang diimpi-impikan,yaitu sukses dan sukses menjadi
wirausahawan yang berhasil di bidang yang digelutinya. Tapi sosok wirausahawan
yang seperti perlu dicuci lagi otaknya dan disadarakan bahwa di atas langit
masih ada langit. Artinya menekuni dunia bisnis tidak hanya dengan mengandalkan
ego dan kreativitas.
Ada satu faktor lagi yang penting, yakni
harus mau dan mampu melihat realitas pasar.Realitas merupakan inti strategi.
Realitas pasar adalah sebuah keniscayaan, karena sifatnya sangat dinamis dengan
bergerak naik dan turun seiring dinamika kemajuan ekonomi antarbangsa sedunia.
Realitas pasar tidak pernah akan mati karena alasan apapun. Yang ada adalah
adalah pergerakan, kadang bergerak cepat dan kadang bergerak lambat, tergantung
dari naik turunnya pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ada atau tidak adanya
globalisasi dan perdagangan bebas, kebutuhan barang dan jasa tetap ada dan
memang diperlukan untuk menopang kebutuhan hidup masyarakat, mendukung
pelaksanaan pembangunan dan investasi, yang dilaksanakan oleh setiap negara di
dunia.
Selain itu, ada kebutuhan pangan,
energi, alat transportasi dan sebagainya. Fenomena semacam ini menggambarkan
bahwa realitas pasar itu ada dan akan terus hidup di sepanjang waktu. Realitas
pasar tidak bisa dibatasi oleh sekat ruang dan waktu karena bisa menimbulkan
distorsi dan hambatan. Tetapi juga tidak bisa dibiarkan bergerak liar tanpa
kendali karena bisa berdampak merugikan bagi pihak yang dirugikan. Sehingga
karena itu perlu ada campur tangan pemerintah untuk mengatasi kerugian yang timbul.
Secara demografis, realitas pasar itu sangat besar sekali.
Semua
memilki kesempatan yang sama untuk bisa menangkap peluang yang ada tanpa
kecuali. Dalam sistem yang terbuka, pasar ibaratnya adalah sebuah penghela
proses bisnis. Kita harus menyadari bahwa sekarang ini faktor permintaan telah
menjadi pemacu utama berputarnya roda perekonomian dan pasar adalah institusi
yang menggerakkanya.
Realitas
pasar tidak bisa didikte oleh ego dan kreativitas. Realitas pasar juga punya
jati diri sendiri tapi perannya menentukan karena dia bisa menjadi penuntun
gerak dan derap langkah para pemasok. Dia kadang-kadang unik,sederhana dan
kadang-kadang sophisticated. Adanya kalanya harga tidak bisa menjadi ukuran. Pendek
kata kompleksitas karakter pasar itu sangat beragam. Konsep dasar tentang
produk,harga, tempat dan promosi sudah tidak optimal lagi untuk menjamin bahwa
kalau empat faktor tadi dipenuhi pasar pasti dapat dikuasai. Perilaku konsumen
juga sangat beragam dari yang paling rasional sampai tidak rasional dalam
membeli sebuah produk/jasa yang ditawarkan di pasar.
Oleh sebab
itu, dalam kondisi dimana pasar telah menjadi faktor penting dalam pergerakan
dinamika ekonomi, maka ego dan kreativitas harus bersahabat dengan realitas
pasar, kalau eksistensi produk/jasa yg dihasilkan bisa mendapatkan tempat di
pasar, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Akhirnya, ego, kreativitas
dan realitas pasar harus bisa dikompromikan, dipadukan dan disinergikan untuk
mendapatkan hasil yang terbaik.









